ketika semua perasaan sudah
memudar. rasa yang panas menjadi hangat, mendingin. tak bisakah waktu diulang? aku
rindu saat itu. ketika membara rasa senang berada didekatnya, mengetahui diriku
memperhatikannya pun ia tak masalah. ia tetap disana. tak pergi menjauh.
hari ini semua berbeda. ia lebih
baik dari ramah. he’s too kind that day and i can’t handle it. baik nya
menggoda. tapi aku sudah tidak dengannya. aku sudah tidak padanya. tak masalah.
dia baik. aku baik. terima kasih Tuhan, untuk menaruh dirinya di peta hidupku.
hari ini disekolah, sepulang
sekolah ada rapat ujian sekolah (yang akan diadakan dua pekan lagi), semua
berkumpul di aula. itu seperti tidak akan berakhir, berjam-jam. lelah. aku izin
keluar. sendiri. aku tak mau ditemani siapapun. sekolah sudah sepi. di kooridor menuju kantin, ada yang berteriak, “al!”. ya, suara itu. sekitar
tiga tahun lalu, aku masih ingat, ia yang sangat dingin memanggilku, didn’t
even care about me. dan hari ini, ia memanggilku, sangat hangat, so caring. oh lord,
to be honest, i thank You i ever loved him.
suara yang tak pernah hilang dari memori nada di benakku. dari ujung kooridor ia
memanggilku, aku menoleh lalu menghentikan langkahku perlahan, membalikkan
badan. ia menghampiriku. lengang. aku memperhatikannya. ia terus menatapku
hingga hanya terpisah kurang dari satu meter jarak antara kita, ia berhenti. “kenapa?”
aku bertanya sedikit ramah. “mau kemana?” ia menjawab sangat ramah. “tuh,” aku
melirik kantin. tak lama kita sudah duduk dimeja kantin, menunggu makanan
datang.
ia memesankan dua ice cream banana choco itu lagi, selalu. aku tak lapar, hanya ingin pergi dari aula saja. memang aku tidak ingin ditemani siapapun, kecuali ia.
ia memesankan dua ice cream banana choco itu lagi, selalu. aku tak lapar, hanya ingin pergi dari aula saja. memang aku tidak ingin ditemani siapapun, kecuali ia.
“kok ga ke aula?”
“ke aula kok, kamu engga?”
“sama kaya kamu.”
ternyata ia mengikutiku saat aku
izin keluar aula. ia menemaniku.
“nanti pulang sekolah kemana?”
“ke rumah”
“hahaha kamu masih aja, pulang
sama siapa?”
“biasanya kan sama je”
“temenin aku yuk”
jadilah hari itu aku makan siang bersamanya, cafe dekat sekolah. itu kedua kalinya aku kesana, juga bersamanya.
skip this.
No comments:
Post a Comment