Wednesday, March 05, 2014

that parking lot

"berarti temen lo sayang sama lo, al"
ah sepertinya tidak.
mari kuceritakan kronologisnya. 
hujan merintik. aku sedang bersama sahabat atau bisa dibilang adik laki-laki ku di sebuah kedai kopi dekat rumah. berbincang entah tentang apa. ah, ya, tentang dia. aku bertanya tentang sepotong nama perempuan di statusnya. "brar ini siapa?" sambil menunjukkan layar handphone abrar, tepat dikontak profil dirinya, di status bbmnya. entah sejak kapan aku dan abrar sering bertemu. mungkin sejak hari mengecewakan itu. hari kesalahan besarku. hari yang masih kusesali terjadi. umur kita selisih setahun, abrar masih kecil. tapi entah aku nyaman dengan dirinya, mungkin perkiraanku selama ini tentang sesosok abang yang sangat didambakan mulai pudar. tak perlulah seorang kakak jika adik kecil pun selalu menemani.
"engga kok itu bukan nama cewek, singkatan apa gitu gue lupa al," abrar menjawab santai. yang juga membuat perasaanku lebih santai dari sebelumnya. dag dig dug, ternyata dia belum diambil orang. dan ternyata hatiku masih dengannya, meski hatinya mungkin tidak.
hari berganti, berjalan seperti biasa. pekan ujian berjalan dua minggu, cukup membuat memoriku penuh dengan bahan materi pelajaran, tak sempatlah berpikir tentang dia. namun saat pulang sekolah hari ini, berjalan menuju baseman, je menitipkan handphonenya kepadaku. je yang menyetir mobilnya sendiri kali ini. mungkin sudah bosan menyuruhku membawakannya. atau mungkin je sedang tidak mengantuk seperti biasanya. jadilah aku memainkan handphonenya sepanjang perjalanan yang pendek namun panjang dengan macet. tak sengaja cursor itu berpindah ke nama dia. nama itu. mataku terpenjat. aku menyipitkan mata dan benar! nama di status itu jelas tertera panjang, nama depan, nama belakang, dan emoticon love. ku taruh handphone je pelan-pelan di dashboard. pandanganku kosong, aku menyandar hampir berselonjor di jok depan itu. hendak memejamkan mata tapi pandangan diluar jendela menarikku keluar. aku memandang jalanan luar. membisu.
je memperhatikanku. je menurunkan volume radio menjadi 1. "ada apa al?" seperti tahu apa yang benakku gambarkan, je membawa ku ke tempat sepi. sunyi.
"abrar bohong sama gue je."
"bohong apa?"
aku menceritakannya. je memperhatikan mataku. 
"berarti temen lo sayang sama lo, al"

No comments:

Post a Comment