kalian tahu, bahasa, biologi,
matematika, kimia, english, fisika? kalian tahu? kalian berenam betul-betul
akan menjadi bagian penting dalam hidup seseorang untuk selamanya. begitu tega menteri
pendidikan, yang ternyata mengujikan kita dengan standard internasional. bagi kami,
sekarang kami hanya merasa sudah melakukan yang terbaik. maaf untuk ketidaksiapan kita mengahadapi ujian nasional dengan standard in-ter-na-si-o-nal itu
ya pak, bu. kami sungguh berdoa dari sini, untuk hasil yang terbaik.
“gapapa, yang penting kamu terus doa
sama Allah ya ndok,” ibu berkata itu kepadaku saat aku mengeluhkan soal
yang sangat rumit dan diluar batas kemampuanku itu. entah. aku memang hanya bisa
berdoa, bu.
tetapi memang sungguh tidak terasa,
tiga hari ternyata sungguh amat cepat berlalu. sakit rasanya saat tahu dan menyadari tiga
hari ini akan berpengaruh pada langkah kami menuju jenjang yang lebih tinggi
dari sekarang. tiga hari untuk selamanya, mungkin. aku masih merasa ini tidak adil.
semua siswa berjuang bersama-sama. aku
sempat berfikir saat membulatkan identitas di lembar kerja un hari kedua,
berfikir bahwa, lucu ketika satu indonesia pada waktu yang sama, jam, menit dan detik
yang sama pula, kita duduk di bangku sekolah kita masing-masing, di kelas
masing-masing, mengerjakan ujian yang sama. berjuang untuk tujuan yang sama,
dan benar-benar, bersama. sungguh tak terpikirkan hal itu dibenakku sebelumnya.
tapi saat berakhir di hari ketiga,
saat ujian berakhir, begitu gembira, begitu riang, begitu bahagia yang hanya
kita rasakan. benar-benar detik setelah bel tanda ujian selesai, terasa lega di benak, hilang lah penat. meski ada rasa
takut dan kecewa, takut akan hasil nanti, dan sedikit kecewa akan usaha yang terasa
belum begitu maksimal. kami bahagia, meski takut.
dan pagi hari saat baru saja aku terbangun dan melihat salah satu
grup bbm di kontakku, ada ini.
sedih membacanya.
doa benar-benar terus mengalir deras
di hatiku. jujur, Tuhan, aku takut meyambut ini semua. takut salah melangkahkan kaki. mungkin
semua teman-teman merasakan ini juga, kita berjuang bersama-sama ya, teman? itu sangat
membantu. bersama akan lebih terasa ringan, teman. kita selalu melakukannya selama ini. dan aku selalu butuh itu. meski pada
akhirnya kita akan menjalaninya sendiri-sendiri, tak apalah untuk berjuang untuk
terakhir kalinya.
untuk, panglima27 2014. :)

No comments:
Post a Comment