padahal masih banyak draft yang belum sempat ter-finish-kan, tapi gue malah lebih memilih ngeklik new entry.
karena, dua jam yang lalu—eh dua atau satu ya? dua kok—gue baru saja pulang entah dari mana, sama dia, ngomong sesuatu yang sebenernya belum gue omongin malah ke dia.
"memang, rumah temen lo dimana, al?" maksud dia abrar.
"deket rumah gue kok."
so, tadi gue hanya sedang menemani temen gue, abrar, yang (memang) sedang galau berat, keluar. mencari angin, maybe? dan entah mengapa gue jadi berakhir ketemu si abang ini.
"jauh dong dia bolak-balik?"
"ngga kok, dia mau kerumah ceweknya."
"rumah ceweknya dimana?"
"dideket rumah gue juga......"
gue langsung digaplok.
hahaha, sama aja katanya </3—ya memang sama aja jauhnya, sebenernya. HAHA guenya aja kali yang terlalu bego..hmm.
udara malam itu sangat dingin, jaket chelsea-nya sampai-sampai harus gue pinjam walau hanya disepanjang perjalanan sampai ke rumah gue. but it helps me a lot, lho, bang. kedinginan beneran gue!
"temen lo udah kasian gitu bolak-balik cuman buat direpotin sama lo, terus lo sekarang gajadi ngomong apa-apa ke gua?" gue masih tidak menangkap nada dia seperti apa, bermakna apa. terlalu penasaran sama apa yang memang gue janjiin ngomong, tadi, ya, bang? HAHA tapi i just don't have clue kenapa gue gak bisa ngomongnya nih.
gue hanya bisa membalas dengan tertawa.
sepanjang jalan pulang yang lengang itu, gue dan dia cuma tertawa-tawa random, banget. tapi entah, kami masih terus berbincang.pantas saja kita berkali-kali di klakson mobil dan motor lain, lalu dibalap. bersyukur tidak diteriakkan, "nyetir apa nyetir lo! gak usah ke tengah jalan! di pinggir aja!" hahaha. thank God
"jadi lo mau ngomong apa sih?" penasaran beneran kayaknya ini cowok yang baru banget berusia 18 tahun, lulusan sekolah hebat di jakarta, cowok yang selalu bilang kalo gue setiap waktu selalu ngerepotin orang, nyusahin orang, apalah-in orang, tapi malah justru selalu bersedia untuk gue repotin, bahkan menawarkan diri untuk itu.
"kan tadi gue udah ngomong baang. helah lo!" gue masih ketawa-ketiwi.
"ah serius gue" dia memainkan kaca spion scooternya.
"ah emangnya gue gak serius?" gue memalingkan pandangan dari matanya lewat kaca kanan spion bulat itu.
padahal, mah, kita masih sama-sama cengengesan.
"gak ada point nya kalo lo cuma ngomong gak penting kayak tadi." bunyi tawa antara kita mulai reda. meskipun gue masih tetap.
"udah deh ah, oh, iya, gapenting ya? nah, makanya! percuma juga kayaknya kalo gue ngomong. kan, nggak penting."
"mau ngomong apa sih?gausah nyambung-nyambungin deh! baper."
"iya-iya. gimana gue mau ngomong sih kalo gue aja ketawa-tawa mulu gini." gue benar-benar masih tertawa.
jadi, salah satu dari ratusan perbincangan gue malam itu, adalah, tentang mau apa enggaknya gue ikut dia liburan. tapi sedihnya, harusnya gue sepaket sama satu cowok sebut saja kibo, tapi kibo benar-benar (katanya) gak bisa ikut. makanya gue galau setengah matek.
"nih, ya, nih, ya, jadi, lo, ikut, ngga?" dia nanya lagi..
"lo nanya mulu kan tadi dirumah udah gue jawab!!"
"ya kan gue nanya lagi, yuk ulang dari awal aja gue nanya yaa?" dia masih pelan menyetir scooter hitam yang berplatkan NOP dibelakangnya itu.
"gak. apaan sih ulang-ulang lo kira big match ada siaran ulangnya?" jawabku ketus bercanda, tentu dengan bahakan tawa dibelakangnya.
dia menyerah.
"sebenernya terserah mau ikut atau ngga." ternyata dia tidak menyerah.
terserah ya, bang?
terserah ya, bang?
"yaudah ngga!"
"kok lo gitu?"
habisan lo bilang terserah mau ikut atau ngga. makin bikin gue bilang "nggak" tau nggak!
habisan lo bilang terserah mau ikut atau ngga. makin bikin gue bilang "nggak" tau nggak!
"yaudah, maaf, ya. gue gamau kalo ga sama kibo.." nada gue terdengar sedikit (memang) bersalah. gue sungguh ngerasa sok gimana gitu kalo malah nolak ajakannya. masih mending gue diajak, ya? masih mending dianya inget temen. haha.
"yaudaah"
"beneran gak papa?"
"gapapa, lagian gaada yang maksa juga. gaada yang maksa lo ikut, kan?"
mulai lagi ini manusia.
mulai lagi ini manusia.
entah, nadanya terdengar sangat..menyebalkan!!
"OHH YAUDAH. memang gue ga ikut kok." itu kata-kata terakhirku yang kulontarkan setelah beberapa detik kemudian dia meminta maaf tak berhenti. ya, aku bertingkah layaknya, cewek yang ngambek, memang. hahahahahahahahhahaha, tapi beneran bete. ya.. menurut lo bete ngga, kalo ada orang yang ngajak lo ke suatu tempat, nah, kan, lo ceritanya bertiga juga, 2 cowok, 1 cewek. nah yang ngajak kan cowok A, nah cowok Bnya gabisa, cuma ceweknya doang yang bisa. kalo lo jadi si cewek, what wud you do to be honest?
"cuma itu doang yang mau lo omongin?" dia (terus) bertanya lagi.
"ngga sih.. banyak"
"apa?"
"banyak"
"apa?"
"gak deng itu doang,"
"gak usah bercanda deh gue serius." bete tuh dia.
and yet, i haven't told him each of all the parts.
No comments:
Post a Comment