Friday, August 15, 2014

tunjangan hari raya

assalamualaikum :) sudah selesai yah minal aidin wal faidzin-nya? selamat lebarannya? mohon maaf lahir batin nya? taqaballah minna waminkum nya? selamat puasanya? dan kata-kata selama hari raya nya..? xx
.
.
dan pada h+8 lebaran aku baru mendapat tunjangan hari rayaku..


iya, ini ^^^^^^^^
alhamdulillahirrabbil alamin yaAllah.

"udah pengumuman tuh pa, tapi may gaberani liat"
"yaudah sini liat" kebetulan ayah sedang bermain dengan laptopnya.
"yaudah um.undip.ac.id ya pa coba buka dulu aja.
.
.
may pesimis tapi hehe"
"udah sini dulu" 
ayah mengetik sedang aku berdiri disampingnya mendampingi. aku tetap dengan pesimisku. dengan banyak log in, akhirnya kita sampai di dua kolom itu, kolom log in pengumuman strata 1 um undip. kolom satu dengan isian nomor tes peserta (id) dan kolom selanjutnya adalah tanggal lahir (dd-mm-yy) dan ketika itu aku tidak berpikir apa-apa, dan (jujur) tidak terlalu berharap (tepatnya tidak bisa terlalu berharap), karena ibu ketika itu sering berkata bahwa "jangan lah terlalu berharap, biasa saja, serahkan sama Allah. kita pasti tenang." and here we go, aku siap untuk tetap menatap layar laptop ayahku tengah malam itu.
*tik tik tik*
ayah mengetikkan kolom kedua, tanggal lahir. oh my god, setelah itu tinggal klik tombol 'cek hasil' dibawah sana. DEG. sebenarnya aku tidak ingin berharap, sungguh, Allah. tapi tak kuasa, aku hanya bisa tetap memperhatikan loading pada layar itu.
DEG
DEG
aku curi-curi melirik raut wajah ayahku, aku tidak berani melihat pengumuman itu. TIDAK. dan raut muka ayahku tidak berubah. aku penasaran. ya, aku menatap layar itu pada akhirnya. kembali menatap. dan aku sangat ragu pada mata minus dan silinder ku itu, yang melihat ada kotak merah disana, yang terdiri dari kurang lebih 7 baris tulisan biru. ya, kotak merah. apa arti dari kotak merah saat mata pertama kali menangkapnya? YA, penolakan, pada umumnya. tapi tidak, aku tidak melihat kata maaf disana. aku samar-samar melihat tulisan "BAHASA DAN SASTRA" disana, ya, hanya itu yang mataku tangkap saat pertama kali loading itu selesai, pada saat kali pertama halaman itu termuat, hasil itu terlihat, and all i can do that time is held my daddy's arm. idk, that was just all i can do. aku memegang tangan ayahku sungguh erat. entah. entah apa yang ku maksud. ayahku masih sibuk membaca hasil itu. aku pun tidak lagi memperhatikan itu, pikiranku buyar dan silih berganti pertanyaan pada kemungkinan, dan harapanku berputar-putar dipikiranku sendiri. my mind was exhausted that time. capek. aku menunggu ayahku berkata sesuatu. tapi suara menebas itu pun tidak kunjung terdengar. kemudian pandanganku teralih saat tangan ayahku terulur didepanku. ayahku mengulurkan tangannya. hening. sungguh hening. tak ada suara terdengar, detak jantungku pun aku tidak mendengar. dan tidak sepatah katapun keluar saat tangan itu hendak menjabat tanganku yang sedang menuju tangan yang terulurkan padaku itu. lalu aku baru menolehkan kepalaku ke kiri untuk melihat wajah ayahku. dan mataku sudah sampai pada tujuannya. aku.... bahagia melihat raut muka itu.
"selamat ya, nak."
ya, sungguh, demi Allah, aku bahagia. aku entah sempat menjabat tangan laki-laki yang sangat aku sayang itu atau tidak karena aku, sungguh, segera memeluknya.

alhamdulillaah.

aku lari menuruni tangga. ketika itu pukul 12 malam menuju 1 pagi. aku berteriak-teriak, "ibu! ibu!" sengaja membangunkan nyenyak ibuku. aku mengetuk pintu kamar dan membukanya, ibuku bangun lalu terduduk di tempat tidur, tersenyum dan membuka pelukan untukku, "iya, nak?" aku tidak menjawabnya dan langsung memeluk wanita paling indah yang aku bersyukur telah ada di sepanjang kehidupanku.

dan ibu, aku tidak bisa menangis.
may ingin menangis.

Friday, August 08, 2014

sekolah sma baru saja selesai
semua kenangan-kenangan yang manis terbayang kembali
dan aku sadar,
bahwa semuanya akan dan harus berlalu

ada perasaan sayang akan kenangan-kenangan tadi
aku seolah-olah takut menghadap ke muka
dan berhadapan dengan masa kini,
dan masa lampau terasa nikmatnya

tetapi aku mempunyai kesadaran yang teguh
bahwa let the dead, be dead
..
..

cuma pada kebenaran kita bisa berharap
dan radio masih berteria menyebarkan kebohongan
kebenaran cuma ada di langit,
dan dunia hanya palsu,
palsu

tetapi, apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran?


(2 3 3 6,
 2 4 3 3)